PALANGKA RAYA, Kalimantan Tengah.co – Anggota DPRD Kalteng mendesak Pemprov meningkatkan anggaran untuk stunting, khususnya di Kabupaten Murung Raya (Mura).

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi III DPRD Kalteng membidangi Kesejahteraan Rakyat (Kesra), Siswandi, saat dikonfirmasi Kalteng.co di gedung dewan, Rabu (14/6/2023). Menurutnya, berdasarkan data stunting tahun 2023, Kabupaten Mura merupakan salah satu kabupaten yang memiliki angka stunting tertinggi yakni 40 persen.

“Saat Komisi III melakukan kunjungan ke Dinas Kesehatan Mura, kami mendapat informasi angka stunting di sana paling tinggi di Kalteng, yakni sekitar 40 persen. Sehingga Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mura melalui Dinas Kesehatan setempat berharap untuk bantuan Pemprov dalam hal peningkatan anggaran penanganan stunting,” ujarnya.

Perwakilan masyarakat dari Dapil IV yang meliput DAS Barito juga menyampaikan bahwa penanganan stunting tidak hanya dipusatkan pada pemantauan dan penanganan langsung terhadap penderita, namun perlu ada sosialisasi yang terus menerus agar kasus stunting dapat ditekan semaksimal mungkin.

“Banyak faktor yang bisa menyebabkan stunting. Salah satunya pola dan kebiasaan hidup di masyarakat, sehingga penanganan stunting tidak hanya sekedar melakukan pengawasan dan pengobatan langsung terhadap penderita, namun sosialisasi untuk menerapkan pola hidup sehat juga harus dilakukan secara berkesinambungan, dimana sosialisasi ini tentu membutuhkan anggaran,” ujarnya.

Kendati demikian, politisi dari Fraksi Partai Demokrat ini menegaskan, kasus stunting di Distrik Mura justru lebih banyak menimpa masyarakat di perkotaan ketimbang di pelosok.

“Ini yang menjadi pertanyaan kami, meskipun di perkotaan masyarakat lebih memahami pentingnya memenuhi asupan gizi bagi balita, anak-anak serta ibu hamil dan menyusui. Namun, kasus stunting di Mura justru lebih banyak menimpa masyarakat perkotaan dibandingkan pelosok. Jadi kami berharap Pemprov dan Pemkab Mura bisa bekerja sama untuk mengatasi masalah ini,” pungkasnya.(ina)