PULANG PISAU, Kalimantan Tengah.co – Petani di kawasan food estate Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau menghadapi persoalan serius. Petani di daerah tersebut kesulitan mendapatkan pupuk NPK.
“Pupuk NPK langka dan sulit didapat. Yang ada hanya pupuk urea. Padahal, kami sangat membutuhkan pupuk NPK,” kata seorang petani di Desa Belanti Siam yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Ia mengungkapkan, saat padi memasuki umur 21 hari setelah tanam, dibutuhkan pasokan pupuk NPK.
“Sekarang sudah lebih dari 36 hari, kami belum bisa mendapatkan pupuk NPK sesuai kebutuhan. Kami menggunakan sisa stok musim tanam sebelumnya yang tidak banyak,” ujarnya.
Petani yang memiliki beberapa hektar sawah itu mengatakan, kebutuhan pupuknya 6 karung atau 3 kwintal per hektar.
“Dengan rincian 2 sak pupuk ura dan 4 sak pupuk NPK,” jelasnya.
Ia menambahkan, pupuk NPK diperlukan untuk masa generatif (masa sebelum berbunga hingga berbuah). “Kalau kekurangan NPK, produksi beras akan turun,” ujarnya.
Diakuinya, harga pupuk NPK bersubsidi berada di kisaran Rp 130.000 per sak. “Sebenarnya bukan soal harga. Yang kita butuhkan adalah ketersediaan pupuk NPK,” ujarnya.
Terpisah, pupuk bersubsidi DO untuk Desa Belanti Siam, saat dikonfirmasi, Rianto mengungkapkan, kuota pupuk NPK saat ini hampir habis karena diambil pada musim tanam sebelumnya. “Karena per kepala keluarga hanya mendapat 500 kilogram pupuk NPK selama 1 tahun,” kata Rianto.
Sedangkan rata-rata petani memiliki lahan lebih dari 2 hektar. “Sementara pemerintah mengatur petani dengan luas lahan lebih dari 2 hektar, kekurangannya adalah harus membeli pupuk nonsubsidi,” ujarnya.
Diakui Rianto, pihaknya melayani kebutuhan pupuk bersubsidi untuk 2 desa dengan total 28 kelompok tani. (seni)