PALANGKA RAYA, Kalimantan Tengah.co – Selama tujuh bulan, 64 kebakaran hutan dan lahan terjadi di Kota Indah itu. Dari amukan ayam jago merah ini setidaknya telah menghanguskan lahan kosong yang memiliki luas sekitar 30,75 hektar.
Data mengenai kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) merupakan hasil data yang telah dikumpulkan oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kota Palangka Raya. Dari angka tersebut diketahui bahwa karhutla sendiri sudah terjadi puluhan kali.
Kepala BPBD Kota Palangka Raya, Emi Abriyani mengatakan, berdasarkan hasil data yang dicatat tim di lapangan, sejak Januari hingga Juli 2023 setidaknya telah terjadi 64 kejadian karhutla.
“Jadi sejak 1 Januari hingga 13 Juli 2023, tercatat dari 64 kejadian karhutla ini juga diikuti dengan hangusnya puluhan hektar lahan di Kota Palangka Raya,” ujarnya, Jumat (14/7/2020). 2023).
Dia menjelaskan, rincian kejadian sebanyak 23 kali di Kecamatan Jekan Raya, 9 kali di Kecamatan Pahandut, 20 kali di Kecamatan Sebangau, tiga kali di Kecamatan Bukit Batu dan nol kejadian di Kecamatan Rakumpit.
Menurutnya, kecamatan Jekan Raya dan Sebangau memang menjadi perhatian khusus setiap tahunnya, karena lahan dan hutan sudah sering terjadi di dua kecamatan tersebut dari tahun-tahun sebelumnya.
Sebagai langkah awal menuju potensi karhutla ini, pihaknya akan lebih meningkatkan pengawasan melalui patroli dan imbauan yang diintensifkan di wilayah Kecamatan Jekan Raya dan Kecamatan Sabangau yang terbukti menduduki peringkat pertama dan kedua dalam peristiwa Karhutla.
“Kami menghimbau kepada masyarakat Kota Palangka Raya untuk menghentikan pembukaan lahan dengan cara membakar, karena selain melanggar hukum juga dapat menimbulkan kabut asap,” pungkasnya. (oiq)
