JAKARTA, Kalteng. co – Anggota Komisi VII DPR RI, Willy M Yoseph (WMY), menegaskan, pentingnya hilirisasi dan industrialisasi kelapa sawit dilakukan di Kalteng. Itu perlu mengingat potensinya yang sangat besar.

“Beberapa hari lalu, kami dari Komisi VII melakukan kunjungan kerja spesifik ke Kalteng dan bertemu sejumlah perwakilan perusahaan Perkebunan Besar Swasta (PBS) mengenai hilirisasi,” terang WMY dibincangi Kalteng.co,  Sabtu (29/7/2023).

Inti dari pertemuan, ungkap wakil rakyat ini, ingin mempercepat agar hilirisasi dilakukan di Kalteng.

“Program hilirisasi industri sawit dimaksudkan untuk mendapatkan nilai tambah produk bahan mentah, memperkuat struktur industri, menyediakan lapangan kerja, dan memberi peluang usaha,” lanjut legislator ini.

Melalui hilirisasi sawit, tambah WMY, diharapkan komoditas tersebut tidak lagi berupa bahan baku, tetapi sudah dalam bentuk produk turunan atau barang jadi sehingga dapat meningkatkan harga yang berujung peningkatan perekonomian,” terang wakil rakyat dari Fraksi PDIP.

Melalui hilirisasi ini, tandasnya, Pemerintah  berkomitmen untuk meningkatkan nilai tambah crude palm oil (CPO).

“Harapan saya, semua PBS yang ada agar mengolah hasil industrinya dilakukan di Kalteng,” tegasnya lagi.

Lebih jauh dikatakannya, Pemerintah terus mendorong percepatan hilirisasi industri sawit dengan menjadikannya prioritas dan menyediakan insentif pengurangan pajak dalam PP 62 Tahun 2008.

WMY menerangkan, hilirisasi minyak sawit di dalam negeri sebelumnya berjalan lambat. Kemajuan signifikan terjadi setelah tahun 2015, yakni setelah diintegrasikannya kebijakan hilirisasi sawit domestik dengan kebijakan perdagangan unternasional yakni pungutan ekspor minyak sawit.

“Tujuan hilirisasiini tidak lain meningkatkan nilai tambah di dalam negeri, mengurangi ketergantungan indonesia pada pasar CPO dunia dan mengubah komposisi ekspor indonesia dari dominasi bahan mentah menjadi produk olahan dan produk akhir berbasis,” tutupnya.(and)