polaslot138
polaslot138
polaslot138
polaslot138
maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138
maxwin138
epicwin138
epicwin138
epicwin138
Konflik di Pelantaran Kembali Memanas, Preman Bayaran Masuk Dalam Kebun - Kalteng.co
Blog

Konflik di Pelantaran Kembali Memanas, Preman Bayaran Masuk Dalam Kebun – Kalteng.co

PALANGKA RAYA, Kalteng.co – Konflik di Pelantaran kembali memanas, preman bayaran masuk ke dalam kebun. Oleh sebab itu, puluhan masyarakat setempat melakukan penjagaan.

Sebagaimana diketahui, kebun sawit yang terletak di Desa Pelantaran, Kecamatan Cempag, Kabupaten Kotawaringin Timur ini tengah bersengketa antara Alpin Lawrence dengan Acen alias Hok Kim.

Kembali memanasnya konflik di Desa Pelantaran ini disebabkan oleh adanya puluhan pria yang diduga sebagai preman bayaran masuk ke dalam kawasan kebun tersebut. Orang tak dikenal ini juga masuk sambil membawa senjata tajam.

Salah seorang warga sekitar, Sugianto mengatakan, adanya dugaan orang bayaran  memasuki kebun ini. Warga setempat mencapai sekitar 50 orang itu melakukan penjagaan ketat.

“Penjagaan ini merupakan bentuk keresahan kami usai mengetahui adanya puluhan pria datang dan masuk ke dalam kebun tersebut sambil membawa senjata tajam jenis mandau,” katanya, Senin (14/8/2023).

Menurutnya, tindakan tersebut kemudian menyulut amarah dari masyarakat yang seakan tidak menghargai warga sekitar dan melakukan unjuk kekuatan. Dalam penjagaan yang dilakukan malam tersebut, seluruh perwakilan dari masyarakat Desa Pelantaran datang.

“Kami sebagai masyarakat setempat merasa geram, seakan tidak menghargai. Datang ke wilayah sini dengan membawa senjata tajam seperti ingin unjuk kekuatan,” ujarnya.

Ia menerangkan, puluhan pria diduga preman bayaran tersebut datang pada sore hari. Padahal seperti diketahui, saat ini kebun tersebut masih dalam sengketa dan proses banding oleh pihak Alpin Lawrence di Pengadilan Tinggi.

Ia juga menegaskan manusia beradab pasti akan permisi dulu dengan masyarakat sekitar jika akan melaksanakan aktivitas, khususnya di Desa Pelantaran.

Sejauh ini masyarakat Desa Pelantaran telah patuh dengan  menghormati hukum yang tengah berlangsung dengan tidak melaksanakan aktivitas di kebun.

Senada, Ketua RT 08 Desa Pelantaran, Arbani, menuturkan jika masyarakat merasa terganggu dengan aktivitas yang dilakukan puluhan pria yang diduga preman bayaran tersebut.

Selain mengusik ketenangan Desa Pelantaran, keberadaan mereka juga turut meresahkan masyarakat.

“Kita berharap kepolisian dapat bertindak melakukan pengusiran kepada pihak-pihak yang meresahkan masyarakat Desa Pelantaran,” pungkasnya. (oiq)

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *